Thursday 8 March 2018

Banyak orang Indonesia boros, terbelit utang dan hampir bangkrut

bangkrut. ©blogspot.com

Merdeka.com - Gaya hidup masyarakat Indonesia di kota besar maupun kota kecil rata-rata sangat boros. Sampai-sampai banyak yang tidak bisa menabung. Ini terlihat dari hasil survei konsumen yang dilakukan Lembaga Kadence Internasional Indonesia. Penelitian ini berusaha memahami pola pendapatan dan pengeluaran masyarakat di Tanah Air.

  Dari 3.000 responden yang ada di 12 kota di Indonesia, 33 persen masuk kategori hampir bangkrut (on edge). Mereka cuma bisa menabung maksimal Rp 1 juta dari pendapatan bulanannya.

"Mereka yang masuk kategori on edge rata-rata pendapatannya Rp 3,9 juta, dengan pengeluaran Rp 3,5 juta," ungkap Deputy Managing Director Kadence Rajiv Lamba di Jakarta, Rabu (20/11).

Selepas golongan hampir bangkrut, kelompok terbanyak kedua adalah mereka yang masuk kelompok bangkrut (broke). Jumlahnya sekitar 28 persen. Kelompok ini rata-rata belum menikah, di usia produktif. Defisit yang mereka alami sampai 35 persen lantaran kebanyakan dari mereka memakai kartu kredit atau meminjam dari teman.

"Golongan ini bukannya miskin, pendapatan mereka rata-rata Rp 4,3 juta per bulan, tapi pengeluaran mereka sangat besar," kata Rajiv.

Sedangkan yang bisa menabung (deep pocket) 50 persen dari gaji cuma 21 persen dari total responden. Golongan tengah-tengah, yang tak irit ataupun tidak boros, jumlahnya 17 persen.

Dari analisanya berdasarkan hasil survei, kebanyakan kelompok masyarakat yang boros karena mereka ingin merasakan gaya hidup kelas atas. Banyak pengeluaran tersier, terutama makanan mahal, pakaian, sampai jalan-jalan ke tempat wisata.

"Kelompok yang tidak bisa menabung ini, banyak belanja. Mereka ingin tampil, kebanyakan memang kelas menengah, mereka ingin jadi kelas atas," cetusnya.

Managing Director Kadence Indonesia Vivek Thomas pesimis jerat utang bisa segera lepas dari masyarakat kelas menengah Indonesia. Justru sebaliknya, akan ada potensi jumlahnya semakin besar di masa mendatang.

Survei ini menunjukkan, banyak generasi produktif Indonesia tak lagi suka menabung. Berbeda dari generasi sebelumnya yang sangat disiplin menyisihkan pendapatan bulanan.

"Kalau tren gaya hidup seperti sekarang, prediksi saya dua tahun ke depan yang bangkrut akan lebih banyak. Ada gaya hidup untuk dapat ponsel terbaru. Di generasi ini ada tekanan untuk terus belanja ," kata Viviek.

Dari prediksi Kadence, tak cuma pekerja swasta yang terancam bangkrut. Tren besar pasak daripada tiang, menurut Viviek, juga menghinggapi pegawai negeri sipil.

"Kami belum bedah datanya, tapi prediksi saya, dari 28 persen golongan bangkrut, nyaris separuh pasti ada dari kelompok PNS, selebihnya pekerja swasta," ujarnya.

Survei Kadence digelar selama Juli-Oktober 2013, di kota besar seperti Jabodetabek, Surabaya, Medan, Balikpapan, dan Makassar. Demikian pula di kota kecil seperti pedesaan di Kalimantan Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.

Kelompok usia yang diwawancara berasal dari rentang usia 19-50 tahun dengan proporsi setara lelaki maupun perempuan. [noe]

Sumber : https://www.merdeka.com